Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning Cycle) 5E
1. Pengertian Model Pembelajaran Siklus Belajar 5E
Berikut ini pengertian model pembelajaran Siklus Belajar (Learning Cycle) 5E menurut para ahli,
Menurut Suastra (2013)
Model pembelajaran Siklus Belajar 5E merupakan salah satu dari model pembelajaran yang merupakan perwujudan dari teori konstruktivis tentang belajar dan pembelajaran dengan asumsi bahwa pengetahuan dibangun dalam pikiran pelajar
Shoimin (2016)
Model pembelajaran Siklus Belajar 5E merupakan suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) dan sesuai dengan teori belajar yang berbasis konstruktivisme
Sadia (2014)
Model pembelajaran Siklus Belajar 5E adalah pengembangan dari model siklus belajar eksplorasi, pengenalan konsep dan aplikasi konsep yang berorientasi atau berpedoman pada teori konstruktivis
Model pembelajaran Siklus Belajar 5E merupakan suatu model pembelajaran yang bersifat student centered dan menekankan pada aktivitas siswa dalam membangun sendiri pengetahuannya. Pelaksanaan model pembelajaran Siklus Belajar 5E, guru berperan sebagai fasilitator dan motivator
2. Tahapan Model Pembelajaran Siklus Belajar 5E
Model pembelajaran 5E terdiri dari tahapan pembangkitan minat, eksplorasi, penjelasan, memperluas (elaborasi) dan evaluasi. Tahapan-tahapan tersebut secara sederhana dapat ditunjukkan pada Gambar
Siklus Belajar 5E |
1. Tahap Pembangkitan Minat (Engigemant)
Tahap membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap materi yang dipelajari. Pada tahapan ini materi yang dipelajari akan dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Pembangkitan minat dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan tentang konsep faktual. Minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap materi ajar mempengaruhi hasil belajar. Siswa yang menaruh minat pada materi ajar akan mempermudah dirinya memahami materi ajar, sehingga akan memperoleh hasil belajar yang memuaskan
Kegiatan Guru
- Mengajukan pertanyaan tentang proses faktual.
- Mengkaitkan topik yang dibahas dengan pengalaman siswa.
Kegiatan Siswa
- Memberikan respon terhadap pertanyaan guru.
- Mengingat pengalaman sehari-hari dan menghubungkan dengan topik yang dibahas.
2.Tahap Eksplorasi (Eksploration)
Pada tahap ini siswa secara aktif untuk memperoleh informasi dengan cara telaah literatur, bertukar pikiran, dan menggabungkan gagasan. Siswa belajar mengorganisasikan diri di dalam suatu kelompok belajar. Kerjasama tampak pada kelompok belajar yang diindikasikan dengan adanya pembagian tugas antar anggota kelompok. Pada tahap ini siswa tidak hanya sekedar menghafal, tetapi membangun sendiri pengetahuannya. Konsep yang dipelajari siswa akan lama tersimpan dalam memori atau ingatan.
Kegiatan Guru
- Menugaskan membentuk kelompok.
- Memfasilitasi siswa.
- Mendorong siswa untuk menjelaskan konsep dengan kalimat mereka sendiri.
- Meminta bukti dan klarifikasi penjelasan siswa.
- Memberi definisi dan penjelasan dengan menggunakan penjelasan siswa yang terdahulu sebagai dasar diskusi
Kegiatan Siswa
- Membentuk kelompok dan berusaha bekerja dalam kelompok.
- Membuat prediksi baru.
- Mencoba alternatif pemecahan dengan teman sekelompok, mencatat. pengalaman, serta mengembangkan ide-ide baru.
- Menunjukkan bukti dan memberi klarifikasi terhadap ide-ide baru.
- Mencermati dan berusaha memahami penjelasan guru.
3. Tahap Penjelasan (Explaination)
Pada tahap penjelasan (explaination), siswa menjelaskan hasil diskusi kelompoknya. Siswa dapat menjelaskan suatu konsep dengan dengan kalimat sendiri yang disertai bukti maupun penjelasannya. Pada saat proses pembelajaran berlangsung, salah satu perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusi. Siswa yang lain ikut memberikan feedback dengan melontarkan pertanyaan maupun memberikan masukan. Teman-teman dari kelompok penyaji juga ikut membantu untuk memberikan bukti maupun penjelasan. Siswa memperkaya pengetahuan dari pengalaman siswa lainnya. Kegiatan ini dapat melibatkan siswa, baik secara sosial dan mental.
- Mendorong siswa untuk menjelaskan konsep dengan kalimat mereka sendiri.
- Mendengarkan secara kritis penjelasan antar siswa.
- Memandu diskusi.
Kegiatan Siswa
- Mencoba memberikan penjelasan terhadap konsep yang baru.
- Melakukan pembuktian terhadap konsep yang diajukan.
- Mendiskusikan.
4. Tahap Elaborasi (Elaboration)
Pada tahap elaborasi (elaborasion), siswa dituntut untuk mampu menerapkan konsep dan keterampilan dalam situasi baru. Siswa yang sudah menguasai beberapa konsep yang diperoleh dari tahapan eksplorasi dan penjelasan, mampu menggunakannya sebagai dasar untuk memecahkan suatu permasalahan.Pada saat pembelajaran berlangsung, guru membacakan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Siswa bersama anggota kelompoknya berusaha memikirkan solusi terbaik dari permasalahan tersebut. Pada tahap ini guru akan mengetahui tingkat pemahaman konsep siswa.
Kegiatan Guru
- Mengingatkan siswa pada penjelasan alternatif dan mempertimbangkan bukti saat mereka mengeksplorasikan situasi baru.
- Mendorong dan menfasilitasi siswa mengaplikasikan konsep.
Kegiatan Siswa
- Menerapkan konsep dan keterampilan dalam situasi baru dan menggunakan label dan definisi formal.
- Bertanya, mengusulkan pemecahan, membuat keputusan, melakukan percobaan, dan pengamatan.
5. Tahap Evaluasi
Tahapan ini menekankan pada perolehan informasi mengenai ketercapaian hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa akan menunjukkan seberapa jauh siswa memahami materi pembelajaran yang telah dipelajari bersama-sama.
Kegiatan Guru
- Mengamati pengetahuan atau pemahaman siswa dalam hal penerapan konsep baru.
- Mendorong siswa melakukan evaluasi diri.
Kegiatan Siswa
- Mengevaluasi belajarnya sendiri dengan mengajukan pertanyaan terbuka.
- Mengambil kesimpulan lanjut atas situasi belajar.
3. Kelebihan Model Pembelajaran Siklus Belajar 5E
Shoimin (2016) menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran siklus belajar (Learning Cycle) 5E memiliki beberapa kelebihan yaitu- Meningkatkan motivasi belajar karena peserta didik dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran,
- Siswa dapat menerima pengalaman dan dimengerti oleh orang lain,
- Siswa mampu mengembangkan potensi individu yang berhasil dan berguna, kreatif, bertanggung jawab, mengaktualisasikan, dan mengoptimalkan dirinya terhadap perubahan yang terjadi,
- Pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Sumber:
- Sadia, I Wayan. 2014. Model-model Pembelajaran Sains Konstruktivisme. Yogyakarta: Graha Ilmu
- Suastra, I W. 2013. Pembelajaran Sains Terkini Mendekatkan Siswa dengan Lingkungan Alamiah dan Sosial Budaya. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha
- Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum. Yogjakarta: AR-RUZZ MEDIA