Contoh Laporan PPL Real
Contoh Laporan PPL-Real Mahasiswa UNDIKSHA. Laporan PPL-Real disusun oleh mahasiswa selama pelaksanaan PPL-Real. Laporan tersebut dikumpulkan kepada pihak sekolah sebelum kegiatan perpisahan.
Kalian juga akan mengumpulkan laporan di lembaga/universitas sebagai bentuk pertanggung jawaban selama mengikuti PPL-Real. Tugas laporan disusun secara mandiri.
KATA PENGANTAR
PERNYATAAN
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
II. HASIL TEMUAN PPL DAN PEMBAHASAN
2.1 Solusi Tawaran Perbaikan Pembelajaran
2.2 Pembahasan
III. PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran – saran
Berikut ini beberapa bagian dari laporan PPL Real Bagi kalian yang ingin mendapatkan laporan secara lengkap dengan format word (doc), bisa menuliskan alamat email pada kolom komentar.
Jika kalian ingin mendapatkan laporan dengan cepat karena keadaan yang mendesak silakan hubungi admin melalui WA yang tertera pada bagian about di bagian bawah website ini.
BAB I
PENDAHULUAN
Kesuksesan suatu negara dalam melaksanakan pembangunan akan ditentukan oleh sumber daya manusia yang ada di negara tersebut. Sumber daya manusia yang berkualitas dapat diperoleh melalui pendidikan. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan meningkatkan kualitas guru. Guru merupakan salah satu komponen penting dalam pelaksanaan pendidikan. Peranan guru sebagai pendidik tentu diperlukan oleh peserta didik untuk mencapai tujuan berupa kemampuan atau keterampilan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru Pasal 1 Ayat 1 yang menyatakan bahwa yang dimaksud dengan guru ialah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru yang professional merupakan guru yang menguasai empat aspek kompetensi, diantaranya: Kompetensi Pedagogik, yaitu kompetensi di dalam pemgelolaan proses belajar mengajar secara utuh untuk memperoleh hasil yang optimal. Kompetensi Profesional, yaitu berupa penguasaan dan pemahaman tentang bidang keilmuan yang menjadi bidang pilihannya, maupun bidang pendidikan dan pembelajaran, serta bidang lainnya yang mendukung keahliannya. Kompetensi Personal, yaitu kompetensi yang berkaitan dengan sikap kepribadian, minat, disiplin diri dalam mengemban tugas dan tanggung jawab sesuai dengan tuntutan etika seorang guru. Kompetensi sosial, yaitu kompetensi yang mengukur berupa kemampuan untuk membina lingkungan atau hubungan sosial yang baik dengan masyarakat sekolah maupun masyarakat luas.
Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA) sebagai perguruan tinggi yang bergerak dalam bidang pendidikan turut ikut sebagai fasilitator untuk mempersiapkan Tenaga Kependidikan yang profesional sesuai dengan perkembangan pendidikan di era ini. Salah satu program yang wajib diikuti oleh setiap calon Tenaga Kependidikan di UNDIKSHA adalah Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang diselenggarakan oleh Lembaga pengembangan pembelajaran dan penjaminan mutu (LPPPM). Program ini bertujuan untuk mengkondisikan atau mengakrabkan mahasiswa sebagai calon guru dengan susana atau situasi sekolah secara nyata, baik dari segi fisik maupun non-fisik, pola sikap dan tingkah laku siswa serta seluruh kegiatan yang ada di sekolah. Dengan program ini diharapkan setiap calon guru lebih mengenal sekolah baik dari segi fisik maupun non-fisik yang merupakan tempat mengabdi bagi mereka nantinya.
Mengingat pentingnya pelaksanaan kegiatan PPL-Real, maka penulis sebagai mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha merasa perlu untuk mengikuti kegiatan PPL-Real. Selain untuk memenuhi syarat SKS juga sebagai suatu kegiatan untuk menambah pengalaman dan memahami segala aspek kegiatan yang berlangsung di sekolah seperti mengenal lingkungan fisik dan non fisik sekolah, karakteristik siswa dan kegiatan proses belajar dan mengajar yang berlangsung di sekolah sehingga sebagai calon guru di masa mendatang penulis sudah memiliki pengalaman yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk merealisasikan program PPL-Real Universitas Pendidikan Ganesha, maka dilaksanakan PPL-Real di SD No.1 Banyuasri.
Selama pelaksanaan PPL-Real, penulis berada di lingkungan sekolah untuk melakukan observasi dan wawancara masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi dalam suatu kelas dan memberikan tawaran solusi yang tepat terhadap masalah tersebut. Berdasarkan hal tersebut, maka dipandang perlu dibuatnya laporan individu PPL-Real di SD No. 1 Banyuasri pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2017/2018 sebagai bukti pelaksanaan program PPL-Real
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
- Apakah permasalahan pembelajaran yang dihadapi siswa di SD Negeri 1 Banyuasri?
- Bagaimana solusi tawaran perbaikan pembelajaran di SD Negeri 1 Banyuasri?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari permasalahan di atas adalah sebagai berikut.
- Untuk mengetahui permasalahan pembelajaran yang dihadapi siswa di SD Negeri 1 Banyuasri.
- Untuk mengetahui solusi tawaran perbaikan pembelajaran di SD Negeri 1 Banyuasri.
1.4 Manfaat
Pelakanaan Program Pengalaman Lapangan (PPL-Real) yang dilaksanakan selama ±2 bulan memberikan manfaat bagi mahasiswa, guru, siswa, sekolah maupun bagi lembaga (Undiksha). Adapun manfaat yang diperoleh adalah sebagai berikut
- Bagi mahasiswa. Mendapatkan pengalaman melaksanakan kegiatan mengajar dan non mengajar. Mahasiswa juga dapat mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan disiplin ilmu yang dimiliki dalam situasi nyata.
- Bagi siswa. Siswa dapat memperoleh suatu pengalaman baru tentang cara belajar yang menyenangkan. Siswa dapat secara aktif mengkonstruksi sendiri pengalaman belajarnya sehingga lebih mudah memahami konsep yang mereka pelajari.
- Bagi guru. Solusi yang ditawarkan dapat digunakan pedoman dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Salah satunya menggunakan model pembelajaran yang inovatif dalam upaya meningkatkan kompetensi dasar dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor siswa
- Bagi sekolah. Laporan ini dapat dimanfaatkan sebagai informasi berharga bagi kepala sekolah untuk mengambil suatu kebijakan yang paling sesuai dalam upaya mengimplementasikan penggunaan media dan model dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
- Bagi lembaga Universitas Pendidikan Ganesha Pelaksanaan PPL-Real ini memberikan peluang dihasilkannya tenaga guru yang profesional dan inovatif. Hubungan antara pihak sekolah mitra dengan lembaga juga lebih erat.
BAB II
HASIL TEMUAN PPL DAN PEMBAHASAN
2.1 Solusi Tawaran Perbaikan Pembelajaran
Program
PPL-Real yang dilaksanakan pada tahun pelajaran 2017/2018 mulai dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus 2017 dengan diawali penjajagan awal di SD No.1 Banyuasri. Pada hari pertama dalam kegiatan PPL-Real, seluruh mahasiswa mendapatkan pengarahan dari kepala sekolah mengenai kondisi sekolah secara umum, sarana dan prasarana sekolah, serta arahan-arahan lain. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan pemberian guru pamong kepada masing-masing mahasiswa yang ditentukan oleh pihak sekolah
Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan selama PPL-Real dirancang menjadi sebuah program kerja. Program kerja yang dibuat disesuaikan dengan keadaan sekolah dan tuntutan PPL-Real. Tahap selanjutnya program kerja PPL-Real tersebut dikonsultasikan dengan kepala sekolah, guru pamong dan dosen pembimbing. Setelah program kerja PPL-Real disetujui oleh guru pamong dan dosen pembimbing, selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan observasi terhadap lingkungan fisik dan non fisik sekolah serta melakukan observasi terhadap guru model. Kegiatan observasi dilaksanakan dari tanggal 15 Agustus – 22 Agustus 2017. Pada kegiatan observasi ini, mahasiswa PPL-Real mencari data dari berbagai sumber yang ada di sekolah mitra mengenai struktur fisik dan non fisik sekolah yang akan diuraikan dalam laporan kelompok.
Observasi yang dilakukan adalah mengamati proses pembelajaran di kelas dan mengamati cara guru dalam mengajar. Observasi tersebut bertujuan untuk mengetahui gambaran awal permasalahan yang terjadi selama proses pembelajaran agar mahasiswa nantinya saat berada di kelas sudah mampu menerapkannya
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, secara umum ditemukan beberapa permasalahan yang muncul dalam proses belajar mengajar di kelas yakni:
Pada satu rombongan belajar, jumlah maksimal peserta didik pada jenjang sekolah dasar adalah 28 orang menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007. Jumlah siswa pada beberapa kelas di SD No. 1 Banyuasri terlalu banyak. Kelas tersebut adalah kelas II, III, IV, V, VI A dan VI B. Jumlah siswa kelas II adalah 38 orang. Jumlah siswa kelas III adalah 36 orang. Jumlah siswa kelas III adalah 36 orang. Jumlah siswa kelas IV adalah 39 orang. Jumlah siswa kelas V adalah 39 orang. Jumlah siswa kelas VI A dan VI B masing-masing 39 orang. Untuk kelas VI merupakan kelas paralel A dan B. Akibatnya dengan banyak siswa di kelas makin sulit untuk menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam pembelajaran. Pengelolaan kelas juga sangat sulit dilaksanakan oleh para guru.
2. Minimnya menggunakan model pembelajaran
Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang mencerminkan proses pembelajaran yang dilaksanakan dari awal sampai akhir. Para guru di SD No. 1 Banyuasri tidak menggunakan model pembelajaran saat mengajar. Peniadaaan model pembelajaran tersebut secara tidak langsung tentunya mempengaruhi keefektifan proses pembelajaran dan tentunya berdampak langsung pada pencapaian penyerapan pembelajaran yang bisa didapat oleh para siswa. Dalam proses pembelajaran guru hanya menggunakan pendekatan satu arah dengan dominasi metode ceramah. Pembelajaran dengan metode ceramah menonjolkan guru yang lebih aktif (teacher centered). Metode ceramah membuat siswa cenderung pasif karena siswa hanya duduk dan mendengar informasi dari guru. Dalam proses pembelajaran, guru menjelaskan materi pelajaran, kemudian memberikan beberapa contoh soal dan cara pengerjaannya. Selanjutnya guru menyelipkan metode tanya jawab. Metode ini setidaknya dapat mengaktifkan siswa sesaat dalam pembelajaran.
3. Minimnya penggunaan media pembelajaran
Selama melakukan observasi, sebagian materi yang disampaikan oleh guru bersifat book oriented, guru jarang mengaitkan materi yang diajar dengan keadaan siswa sehari-hari dan siswa juga jarang diajak untuk melihat langsung benda-benda atau kejadian nyata yang mereka alami. Untuk menunjang proses pembelajaran diperlukan media yang mendukung karena jenjang sekolah dasar siswa masih memerlukan benda-benda yang kongkret.
Penggunaan media pembelajaran yang dapat menunjang proses pembelajaran sekaligus sebagai alat untuk mempermudah guru dalam mengajar, selain itu siswa juga akan antusias dalam mengikuti pembelajaran karena media juga akan berpengaruh terhadap siswa seperti tingkat keseriusan siswa dan kejenuhan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu dicarikan suatu solusi agar pembelajaran yang dilaksanakan dapat memberikan hasil yang optimal dan mampu meningkatkan aktivitas sekaligus motivasi belajar siswa. Adapun solusi yang ditawarkan yaitu:
1. Membatasi penerimaan siswa baru
Solusi yang dapat ditawarkan untuk menangani jumlah siswa yang terlalu banyak pada beberapa kelas, hendaknya pada saat penerimaan siswa baru pihak sekolah membatasi jumlah siswa yang ingin ditampung dalam suatu kelas. Tentunya dalam penerimaan siswa baru dilakukan juga seleksi terhadap siswa tersebut, misalnya dari umur maupun keadaan jasmani dan rohani siswa tersebut.
2. Menggunakan model pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pelaksanaanya di kelas siswa akan bekerja sama dengan teman dalam kelompoknya untuk memecahkan permasalahan yang ditemukan. Hal ini tentu memberi warna baru siswa dalam proses pembelajaran. Dengan berkelompok, siswa akan lebih leluasa berinteraksi mengenai materi yang diajarkan. Selain itu, juga memberikan suatu kompetisi bagi setiap kelompok sehingga motivasi belajar siswa akan meningkat. Melalui model pembelajaran kooperatif siswa akan dikelompokan secara heterogen tanpa memperhitungkan kemampuan, jenis kelamin, suku/ras dan satu sama lain harus saling membantu. Karena dengan mencampur siswa yang kemampuannya kurang dan siswa yang pintar maka siswa yang kurang tersebut akan terbantu dan siswa satu dengan siswa yang lain dapat saling mengontrol. Sehingga siswa tidak akan merasa bosan atau jenuh dan perhatian siswa akan fokus pada materi yang diberikan.
3. Menggunakan media sederhana dan menarik yang mudah di temukan dilingkungan sekitar.
Media dalam pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Penggunaan media dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar yang baru bagi siswa. Dalam suatu penelitian menunjukkan bahwa 60% siswa punya orientasi praktis dibanding teoritis dalam belajar, artinya siswa lebih suka terlibat dengan pencarian pengalaman baru, langsung, dan konkret dibandingkan mempelajari konsep dan baru kemudian menerapkannya dalam pengalaman nyata. Hal ini berarti aktivitas siswa untuk menemukan sendiri konsep sangat penting. Untuk memenuhi hal tersebut penggunaan media dalam pembelajaran sangat diperlukan. Sehingga dengan menguasai konsep siswa tidak akan mudah melupakan apa yang telah dipelajari
2.2.1 Pelaksanaan PPL-Real
PPL-Real diselenggarakan oleh Universitas Pendidikan Ganesha pada tahun ajaran ganjil 2017/2018. PPL-Real dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus sampai tanggal 27 Oktober 2017. Selama pelaksanaan PPL-Real, kegiatan yang dilaksanakan secara garis besar digolongkan ke dalam dua kegiatan, yaitu: 1) kegiatan mengajar dan 2) kegiatan non mengajar. Kegiatan mengajar berupa pelatihan mengajar terbimbing dan pelatihan mengajar mandiri. Sedangkan kegiatan non-mengajar berupa tugas-tugas keguruan di luar kelas. Namun sebelum kegiatan mengajar dilakukan, terlebih dahulu dilakukan kegiatan observasi terhadap kegiatan pembelajaran.
Selama mengikuti PPL-Real, penulis melakukan observasi lingkungan fisik dan non fisik di SD Negeri 1 Banyuasri. Kegiatan observasi ini dilakukan selama 2 minggu. Selain kegiatan tersebut selama PPL-Real penulis juga ikut mengenal kegiatan non belajar seperti mengenal struktur dan administrasi di sekolah, ikut membimbing dalam kegiatan ekstrakurikuler (pramuka) serta membantu sekolah dalam mempersiapkan siswa mengikuti berbagai lomba.
Berdasarkan surat keputusan dari LP3M, kegiatan praktik mengajar yang dilakukan oleh penulis selama melaksanakan PPL-Real di SD Negeri 1 Banyuasri, penulis dibimbing oleh seorang guru pamong dari sekolah latihan dan seorang dosen pembimbing. Adapun identitas dari guru pamong dan dosen pembimbing adalah sebagai berikut.
NIP : 19691015 199203 2 013
Nama Dosen Pembimbing : Drs. I Gusti Ngurah Japa, M.Pd
NIP : 19571231 198503 1 015
2.2.2 Pelaksanaan Kegiatan Mengajar
Pelaksanaan kegiatan mengajar dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu pelatihan mengajar terbimbing dan pelatihan mengajar mandiri.
1. Pelatihan Mengajar Terbimbing
Latihan mengajar terbimbing, dilakukan sebelum latihan mengajar mandiri. Dalam kegiatan latihan mengajar terbimbing mahasiswa selalu mendapat bimbingan dari guru pamong dan dosen pembimbing, baik dari segi penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan penampilan saat mengajar. Dalam kegiatan pelatihan mengajar terbimbing, mahasiswa mengambil bahan pelajaran pada guru bidang studi berupa SK (Kompetensi Dasar) dan KD (Kompetensi Dasar) dan atau menanyakan tema, sub tema dan pembelajaran, kemudian mahasiswa menyusun RPP untuk selanjutnya dikonsultasikan kepada guru mata pelajaran atau guru kelas yang bersangkutan. Setelah dikoreksi, dan mendapat persetujuan dari guru mata pelajaran, mahasiswa menyalin RPP yang sudah dibuat tersebut ke dalam jurnal RPP.
Di setiap proses pembelajaran yang dilakukan, digunakan media/alat peraga untuk menunjang proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh mahasiswa dari awal sampai akhir di nilai oleh guru yang bersangkutan. Lembar APKCG yang telah diisi, diminta kembali sebagai bahan evaluasi dan upaya perbaikan diri sehingga mampu memenuhi tuntutan standar minimal kompetensi yang telah ditentukan.
Dalam kegiatan mengajar terbimbing, mata pelajaran yang ditempuh adalah Bahasa Indonesia, IPA, IPS, dan PKn. Kelas yang dijadikan latihan mengajar adalah kelas III dan kelas VI. Untuk memudahkan penulis dalam menentukan waktu mengajar, dibuatlah jadwal mengajar agar beban mengajar yang diberikan dapat tercapai.
2. Pelatihan Mengajar Mandiri
Setelah melakukan pelatihan mengajar terbimbing, mahasiswa melanjutkan melakukan pelatihan mengajar mandiri. Namun dalam pelatihan ini, mahasiswa masih berkonsultasi mengenai RPP yang dipergunakan dalam proses pembelajaran.
Sama halnya dalam pelatihan mengajar terbimbing, sebelum melaksanakan latihan mengajar, penulis menyerahkan lembar APKCG sebagai alat penilaian kepada guru bidang studi dan dosen pembimbing. Lembar APKCG yang telah diisi, diminta kembali sebagai bahan evaluasi diri, berbagai bentuk kekurangan dalam kegiatan mengajar. Untuk memudahkan penulis dalam menentukan waktu mengajar, dibuatlah jadwal mengajar agar beban mengajar yang diberikan dapat tercapai.
2.2.3 Pelaksanaan Kegiatan Non-mengajar
Penulis melaksanakan tugas lain di luar jam pelajaran yang berkaitan dengan tugas-tugas atau latihan keguruan lainnya. Dalam rangka memperoleh pengalaman melaksanakan kegiatan non mengajar, penulis berusaha untuk mengikuti dan melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut.
1. Kegiatan Administrasi
Kegiatan-kegiatan administrasi yang penulis peroleh dari Sekolah Dasar No. 1 Banyuasri, yaitu kegiatan membuat persiapan mengajar, daftar nilai, membuat soal ulangan harian, membuat program semester, membuat program tahunan, mengisi identitas pada rapot siswa, mengisi rapot tengah semesteran siswa.
2. Kegiatan Jeda Semester
Pada kegiatan jeda semester, mahasiswa PPL-Real membantu guru olahraga melaksanakan berbagai lomba seperti lomba makan kerupuk, lomba holla hoop, lomba memasukan pensik ke dalam botol, lomba makan oreo. Mahasiswa PPL-Real berperan menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan pada saat hari pelaksanaan. Kegiatan lomba tetap dipandu oleh guru olahragaa. Mahasiswa PPL-Real juga membantu dalam melaksanakan penilaian pada lomba membacakan doa (panca sembah). Lomba ini diikuti oleh siswa-siswa kelas VI A.
3. Kegiatan Ekstrakurikuler
Sekolah Dasar Negeri 1 Banyuasri mengadakan banyak ekstrakurikuler bagi siswanya. Terdapat berbagai ekstrakurikuler seperti yoga, pramuka, pesantian, tari Bali, Pramuka, mejejaitan dan lain sebagainya. Ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh semua siswa kelas IV, V, VI adalah Pramuka. Partisipasi mahasiswa PPL dalam kegiatan ekstrakurikuler yaitu dibagi sesuai dengan keterampilan yang dimiliki. Dan penulis dapat membina ekstrakurikuler tari.
4. Kegiatan Pembinaan Olimpiade
Mahasiswa PPL-Real membantu para guru melaksanakan pembinaan olimpiade kepada siswa-siswi kelas V. Olimpiade ini diselenggarakan oleh bimbingan belajar WISCOM tingkat provinsi Bali. Siswa dibina pada saat jam pelajaran dan saat sepulang sekolah. Penulis selama melaksanakan PPL-Real ikut serta membina olimpiade matematika. Pembinaan dimulai dengan memberikan materi pokok dan dilanjutkan dengan latihan soal.
Selama melaksanakan kegiatan PPL-Real di SD Negeri 1 Banyuasri, penulis banyak menemukan hal-hal yang bermakna, khususnya dalam kegiatan belajar dan mengajar. Adapun temuan tersebut adalah sebagai berikut ini.
1. Pembelajaran di SD Negeri 1 Banyuasri
Sebelum memasuki kegiatan mengajar praktikan melakukan observasi di lingkungan fisik dan non fisik serta pengamatan terhadap guru model terlebih dahulu. Di dalam melakukan observasi terhadap guru model, mahasiswa praktikan mengobservasi tiga orang guru model yaitu sebagai berikut.
Kelas : III
Hari/Tanggal : Jumat/18 Agustus 2017
2. Nama Guru : Ni Putu Rusmini, S.Pd
Kelas : II
Hari/Tanggal : Jumat/18 Agustus 2017
3. Nama Guru : Luh Sumaharini, S.Pd.SD
Kelas : VIA
Hari/Tanggal : Jumat/18 Agustus 2017
Melalui observasi guru model ini, secara langsung penulis dapat mengetahui gambaran mengenai cara mengajar. Penulis mengetahui tahapan pembelajaran yang dilaksanakan, cara melakukan pengelolaan kelas agar menjadi kondusif, cara agar dapat mengetahui karakteristik dan perkembangan peserta didik, serta cara dan kiat khusus guru dalam menangani siswa saat pembelajaran. Dengan melakukan observasi terhadap guru model, juga dapat membantu penulis agar lebih kreatif didalam merencanakan suatu rancangan pembelajaran dengan menggunakan media-media dan model-model pembelajaran yang inovatif serta dapat membantu penulis untuk mengetahui gambaran bagaimana mendidik siswa agar mampu mengembangkan potensi yang dimiliki
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap tiga guru model tersebut, berikut hal-hal yang dapat dicatat dan dilaporkan mengenai prilaku guru dan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
a) Pembukaan Pembelajaran
- Pembukaan pembelajaran diawali dengan melakukan koordinasi kelas, seperti mengucapkan salam, menyiapkan siswa untuk belajar, absensi, dan yang lainnya.
- Waktu yang digunakan oleh para guru dalam membuka pelajaran adalah kurang lebih 10 menit.
- Alat bantu yang digunakan dalam pembelajaran buku paket, papan tulis, dan alat-alat tulis.
- Cara para guru menyatakan peralihan dari pembukaan ke pelajaran inti adalah dengan melakukan apersepsi dengan menanyakan kepada siswa. Kemudian mengaitkannya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
- Relevensi pembukaan pembelajaran yang dilakukan dengan pelajaran inti sudah baik. Dengan memberikan motivasi dan semangat belajar kepada siswa di dalam mengikuti proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
b) Inti Pembelajaran
- Perancanaan pengajaran dan pelaksanaan pengajaran sudah sesuai dengan program pengajaran, yaitu antara metode dan waktu yang digunkan sudah sesuai dengan pembelajaran, dan pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
- Penyampaian materi bahan ajar sangat jelas. Materi ajar yang disampaikan sudah sesuai dengan karakteristik siswa, seperti kelas VI. Seperti yang diketahui, kelas VI merupakan kelas yang sudah tergolong sebagai kelas tinggi, dimana penalaran mereka sudah baik dan sudah fokus dengan pelajaran, sehingga di dalam melaksanakan proses pembelajaran guru dapat dengan mudah menyampaikannya di kelas. Siswa kelas II dan III masih dibimbing secara inten oleh guru yang bersangkutan.
- Pengelolaan kelas dalam pembelajaran sudah sangat baik. Selain memberikan arahan-arahan, guru juga memberikan beberapa latihan untuk dikerjakan siswa. Selain itu, guru juga melatih siswa untuk menyajikan hasil pekerjaannya di depan kelas untuk mendidik siswa agar berani tampil dan percaya diri berada di depan kelas. Hal tersebut juga dilakukan oleh guru model kelas II, III dan VI untuk meningkatkan keaktifan dan motifasi belajar siswa, karena siswa menjadi lebih aktif apabila diberikan tugas menyajikan hasil pekerjaannya di depan kelas.
- Cara/strategi menangani siswa yang mengalami kesulitan belajar dengan mendekati siswa tersebut dan menanyakan hal mana yang belum di mengerti, kemudian guru akan menjelaskan materi tersebut dan memberikan contoh lain sampai siswa tersebut mengerti.
- Cara memberikan balikan dan menanggapi pertanyaan siswa yaitu dengan mengadakan diskusi antar siswa kemudian guru memberikan jawaban yang benar.
- Pengembangan bahan ajar dan pemanfaatan alat bantu atau media sudah baik.
- Pemanfaatan waktu oleh guru sudah sangat efisien dan efektif sesuai dengan jam pelajaran.
c) Penutup Pembelajaran
- Strategi yang digunakan guru pada saat menutup pelajaran yaitu dengan memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti tentang dimengerti tentang materi yang diberikan.
- Alat evaluasi/penilaian yang dilakukan adalah dengan memberikan tugas di sekolah dan memberikan tugas rumah yang harus dikerjakan oleh siswa.
- Efisiensi waktu yang digunakan guru pada saat menutup pelajaran kurang lebih 15 menit dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang sudah dipelajari siswa sebelumnya.
- Keberhasilan siswa dalam memahami materi yang disajikan dapat dilihat melalui tugas/evaluasi yang diberikan oleh guru. Kesan Umum Proses Pembelajaran Kesan umum mengenai proses pembelajaran yang dilakukan guru dilihat dari suasana sudah cukup kondusif, kiat-kiat yang dikembangkan guru dalam mengelola pembelajaran adalah dengan melakukan inovasi metode pembelajaran, sehingga siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan. Hal yang dapat di teladani dari penampilan guru kesabaran guru, dan strategi yang dilakukan guru. Pada setiap kelas, ada saja siswa yang nakal atau bermasalah, terutama dalam mengganggu teman-temannya yang sedang belajar. Begitu pula yang terjadi apada saat saya melakukan observasi di kelas guru model.
Adapun kenakalan dan masalah tersebut adalah sebagai berikut:
- Beberapa siswa selalu menggangu teman-temannya ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung.
- Siswa selalu jalan- jalan di dalam kelas
- Beberapa siswa yang sering keluar kelas ketika proses pembelajaran sedang berlangsung
- Beberapa siswa merasa bosan mengikuti pembelajaran di kelas.
Walaupun demikian, guru model tetap sabar menangi siswa yang nakal dan bermasalah seperti tersebut. Guru model menaganinya dengan meminta siswa untuk selalu tertib di dalam kelas, meminta siswa untuk memperhatikan guru, menanyakan kebenaran dari alasan siswa yang sering keluar kelas, serta mengulang beberapa kali materi yang di pelajari siswa pada saat itu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut.
- Salah satu hal yang penting dalam menunjang pembelajaran yang baik adalah keaktifan dan perhatian siswa. Perhatian siswa susah untuk difokuskan dalam pembelajaran di kelas. Alasannya pun dapat disebabkan oleh berbagai hal. Salah satu cara untuk memokuskan perhatian siswa yaitu menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Model kooperatif yang dimaksud adalah model kooperatif tipe Talking Stick, Snowball throwing, Think Pair Share dan Make A Match
- Penggunaan media kontekstual dan atau media berbasis elektronik sangat efektif untuk mengajarkan materi kepada siswa. Media berbasis elektronik yang dimaksud seperti menggunakan video pembelajaran, media flash, gambar dan power point
3.2 Saran
Berdasarkan pembahasan di atas, disampaikan beberapa saran antara lain sebagai berikut.
- Bagi siswa Siswa diharapkan dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan dapat memusatkan pikiran untuk belajar. Sehingga pembelajaran yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.
- Bagi Guru Disarankan untuk coba menerapkan model pembelajaran dan menggunakan media pembelajaran yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan.
- Bagi Kepala Sekolah Laporan ini dapat dipakai sebagai acuan bagi kepala sekolah selaku pengambil kebijakan dalam memotivasi guru agar selalu melakukan perbaikan pembelajaran.
- Bagi Pembaca Laporan ini dapat menjadi referensi dalam pencarian informasi mengenai penggunaan model dan media pelajaran di kelas.