Pengalaman Mengikuti Tes SKB CPNS
PNS masih dipandang pekerjaan yang menjanjikan masa depan prospektif. Orang tua menyarankan anaknya untuk mempersiapkan diri bersaing memperebutkan NIP meskipun tidak semuanya. Pertimbangan tentu gaji yang konsisten diterima setiap bulan, biasanya mengalami kenaikan selaras dengan lamanya pengabdian disandingkan tunjangan khusus yang beranekaragam sesuai dengan instansi.
Skor SKD |
Stereotip PNS yakni beban kerja tidak terlalu banyak tapi mendapatkan berbagai privilege, padahal tidak semuanya seperti itu. Lebih tepatnya bekerja sebagai PNS hanya mendapatkan jaminan terbebas dari PHK. Kesetaraan penghasilan meskipun hasil pekerjaan berbeda. Tak ada yang diistimewakan dari kenerja yang kompetitif selain kebanggaan bisa berkontribusi untuk bangsa.
Dalam usaha memperoleh nomor induk pegawai ada beberapa tahapan yang harus dilewati. Tahap pertama adalah administrasi, kedua Seleksi Kompetisi Dasar/SKD, ketiga Seleksi Kompetisi Bidang/SKB dan terakhir pemberkasan. Pada pemberkasan kalian harus mengunggah dokumen dengan benar. Sesuaikan format dan ukuran file. Ingat memilih formasi/jabatan CPNS sesuai dengan kualifikasi pendidikan.
SKD bisa dibilang tahapan paling sulit dibandingkan yang lain. Kenapa bisa demikian?
Tentu saja karena saingannya yang banyak. Semua orang bebas bersaing pada tahapan ini. Lolos pada tahapan ini diperlukan nilai yang memenuhi ambang batas pada setiap sub tes.
Berikut ini pengalaman saya mengikuti Tes SKB CPNS pada tahun 2018 jabatan guru kelas ahli pertama.
1. Pra Tes
Menyelesaikan tes SKD dengan perasaan yang bercampur aduk, senang karena mampu melampau ambang batas pada semua sub tes, gundah karena skor total standar yakni 339. Saat itu satu sesi diikuti oleh kurang lebih 350 orang. Hanya kira-kira 4 orang yang memenuhi passing grade (ambang batas). Sebenarnya sebelum tes dimulai, pengawas tes menyampaikan bahwa akan ada perankingan mengingat sebelum-sebelumnya banyak yang tidak memuhi passsing grade.
Hari yang ditunggu tiba, terbitlah regulasi baru, penetapan peserta SKB, dan jadwal pelaksaan SKB yang tinggal seminggu lagi. Bagaimana sekarang? tanyaku dalam hati
Rapat dengan orang tua siswa |
Persiapanku saat tidak banyak mengingat ada kewajiban yang harus aku jalani. Pertama, rapat dan mengajar sebagai wali kelas di salah satu sekolah dasar lintas kabupaten dari domisili dan . Kedua, mengajar di bimbingan belajar formal yang setiap minggu diberikan jadwal rutin mengajar. Pukul 8 malam baru bisa menginjakkan kaki di rumah. Betapa lelahnya tubuh ini bukan?
Orang tua, terutama Ibu tiada henti memintaku untuk belajar. Aku hanya mengatakan iya, percayakan semuanya padaku. Aku hanya belajar beberapa menit selama beberapa hari. Lebih banyak berbaring di kasur akibat badan lelah setelah bekerja. Tidak apa kalau persiapanku minim pikirku. Ini bukan tak beralasan, mengingat regulasi berpihak penuh pada diriku selaku P1,
Pada tahun 2018 peserta tes CPNS bersaing dengan peserta lainnya yang memilih suatu unit kerja tertentu, jadi tidak secara keseluruhan. Misalnya pada unit kerja SDN 1 Gianyar yang memilih hanya 5 orang. Dari kelimanya tidak ada yang lolos pasing grade sebagai P1/L, maka akan diranking sesuai nilai total SKD. 3 x formasi yang tersedia, jadi 3 orang dengan nilai tertinggi (P2/L) yang lanjut mengikuti tes SKB (apabila SDN 1 Gianyar memerlukan 1 guru).
Situasinya aku seorang sendiri peserta dengan kategori P1/L pada unit kerja yang aku pilih. Secara sistematis aku hanya bertarung dengan diriku sendiri memperebutkan tempat di suatu unit kerja. Jika mengikuti suatu perlombaan hendaknya mengetahui aturannya secara lengkap, termasuk mengikuti tes.
2. Saat Tes
Peserta mulai berbaris tertib mengantri untuk registrasi. Raut wajah santai ataupun tegang terpancar jelas dari setiap peserta. Ini adalah tahapan penting untuk memperoleh NIP. Jika gagal ditahap SKB, selesai sudah harapan untuk menjadi CPNS tahun ini.
Kali ini peserta tidak bebas memilih tempat duduk untuk tes SKB. Panitia penyelenggara mengarahkan peserta untuk memenuhi meja dan kursi yang kosong secara berurutan. Aku mendapatkan jatah duduk di barisan yang cenderung paling belakang. Memasukkan kode pada layar monitor mengklik tombol mulai. Go! Let's fight!
Hari itu aku harus mengerjakan 100 soal dalam waktu 1 jam lebih 15 menit. Kupilih soal-soal matematika dan fisika tuk dikerjakan lebih awal. Mengapa begitu?
Tenang ini trik, karena matematika dan fisika adalah ilmu pasti. Sedangkan pedagogik dan pemecahan masalah pembelajaran menurutku ilmunya relatif, jadi memerlukan penalaran yang lebih lama.
Hasil SKB |
Entah kenapa aku sangat tenang dan menikmati setiap detik berada diruangan yang dipenuhi banyak orang saat itu. Ternyata mengerjakan soal tanpa beban memang menyenangkan. Sesekali aku melihat langit-langit ruangan sekedar tersenyum mengucapkan syukur atas apa yang tuhan berikan kepadaku.
Jujur sebenarnya aku punya target meraih nilai tertinggi di sesiku, meskipun secara aturan harusnya sudah lolos ke tahap pemberkasan berapapun nilai yang aku peroleh.
Tujuannya tentu ingin menunjukkan ke orang-orang bahwa yang lolos P1/L tidak semuanya beruntung. Kami hanya menjalankan strategi perang saat itu untuk lolos sesuai aturan. Berusaha menjawab soal agar mencapai ambang batas. Walaupun skor total 380 kalau salah satu sub tes tidak memenuhi ambang batas akan sama saja. Ibarat pertandingan sepak bola pada liga memperebutkan juara. Peringkat pertama dan kedua sementara dengan selisih poin 1 yang sama-sama memainkan pertandingan terkahir. Apabila saat pertandingan itu peringkat pertama menang, maka mereka akan menjadi juara musim saat itu juga meskipun peringkat kedua juga menang.
Menang 1-0 akan sama saja dengan menang 50-0 bagi tim peringkat kedua. Begitulah kurang lebih pengandaiannya. Hal yang tak ku sukai didunia ini adalah ingin sukses dengan instan. Orang-orang yang tidak menghormati suatu proses. Alasan berikutnya tentu tidak ingin membuat orangtuaku malu, apalagi ibu yang selalu memperingatkan untuk belajar setiap bari bak alarm.
Oke mari fokus pada pengerjaan soal. Beberapa soal matematika dan fisika sudah selesai dikerjakan. Lanjut ke soal pedagogik dan soal lainnya. Saya disuguhkan permasalahan dalam pendidikan di sekolah dasar. Option a, b, c, d terlihat sama-sama benar. Aku harus membaca dua sampai tiga kali sampai yakin dengan jawaban yang dipilih. Jenis soal ini memang pertama kali aku jawab mengingat selama kuliah lebih pada pertanyaan essay.
Waktu yang tersisa tinggal 15 menit, syukurnya semua soal sudah terjawab dengan indikator soal berwarna hijau. Jika sudah selesai apalagi yang kutunggu. Lalu segera aku klik selesai dan segera meninggalkan ruangan. Gembira bisa meninggalkan ruangan dengan keadaan sunyi dan tidak perlu berdesak-desakan keluar ruangan dengan pintu yang sempit.
Aku sempat mencatat skor akhir, tetapi tidak tau itu kategori tertinggi atau tidak. Iya skor yang aku peroleh 305. Turun kemudian aku menuju stand panitia untuk mengambil tas beserta isinya.
Sudah sore ketika itu, aku langsung pulang tanpa menunggu teman. Alasannya tentu karena aku takut tersesat ketika pulang malam. Aku tidak terlalu tau pasti rute dari rumah ke lokasi tes. Bisa kesana pun dengan bermodal google map.
3. Pasca Tes
Aku menjalani rutinitasku seperti biasa. Mengajar dan terus mengajar. Setiap kali membuka sosial media selalu tampak berita terkait pelaksanaan CPNS. Begitu hype kegiatan tes yang diselenggarakan pemerintah ini. Ini semua karena pengangkatan PNS sebelumnya dihentikan alias moratorium. Sudah empat tahun lamanya.
Lega bisa menyelesaikan tes seleksi dan menunggu pengumuman resmi dari BKN. Beban yang dipikul selama ini sudah berkurang. Akhirnya aku bisa fokus untuk menjalani kewajibanku sebagai guru sampai kontrak berakhir.
Mengajar di bimbel |
Selalu ada jalan jika kita mau berusaha. Jangan pernah lelah untuk berjuang. Nikmati segala proses untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari kemarin.
Dulu aku pernah gagal bahkan sering, saking seringnya jadi merenung dan berpikir kalau aku lahir sebagai loser. Tapi kini aku sadar semua orang punya waktunya masing-masing. Jangan menyerah
Saran bagi kalian yang sering diragukan. Tetap diam dan bungkam dengan pencapaian.
Kamu beruntung bisa lolos karena masih muda baru tamat kuliah ilmunya masih fresh bla bla bla.
Sekali lagi mari kita tunjukkan kinerja untuk membuktikan kita layak.
Sekian.